Teknik Sepeda Motor Bab 1


BAB I
PENDAHULUAN
A. KESELAMATAN KERJA
1. Petunjuk Umum bagi Pekerja Keselamatan kerja adalah upaya yang dilakukan untuk
mengurangi terjadinya kecelakaan, kerusakan dan segala bentuk
kerugian baik terhadap manusia, maupun yang berhubungan dengan
peralatan, obyek kerja, bengkel tempat bekerja, dan lingkungan kerja,
secara langsung dan tidak langsung. Sejalan dengan kemajuan teknologi,
maka permasalahan keselamatan kerja menjadi salah satu aspek yang
sangat penting, mengingat resiko bahaya dalam penerapan teknologi
juga semakin kompleks. Keselamatan kerja merupakan tanggungjawab
semua orang baik yang terlibat langsung dalam pekerjaan dan juga
masyarakat produsen dan konsumen pemakai teknologi pada umumnya.
Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat kita, termasuk
pekerja sepeda motor, kurang memperhatikan keselamatan kerja.
Kemungkinan penyebabnya pertama, mereka mungkin tidak memiliki
pengetahuan tentang keselamatan kerja. Kedua, mereka sudah tahu,
tetapi mengabaikan karena punya kebiasaan buruk. Kebiasaan tidak
mematuhi aturan keselamatan kerja untuk pekerja Teknologi Sepeda
Motor tidak dapat ditolerir. Untuk menjadi pekerja profesional, setiap
orang wajib terlebih dahulu mempelajari keselamatan kerja. Semuanya
ada aturan, dan aturan keselamatan kerja harus dilaksanakan dengan
kesadaran yang tinggi. Sikap dan kebiasaan kerja yang profesional
dibentuk melalui disiplin yang kuat. Bahkan, sikap dan kebiasaan kerja
merupakan kunci sukses seorang teknisi yang sukses.
Secara umum, tujuan keselamatan kerja bagi pekerja profesional
teknologi sepeda motor dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Sebelum mulai bekerja, setiap siswa memahami semua peraturan
dan tata tertib bengkel. Aturan dan tata tertib bengkel disediakan
secara tertulis dan pada awal semester siswa menandatangani
surat pernyataan kesediaan mengikuti aturan dan tata tertib
bengkel. Setiap siswa diharuskan memakai pakaian kerja khusus
dan memakai sepatu khusus untuk bengkel sepeda motor.
2. Melindungi tenaga kerja atas keselamatan fisik dan mental dalam
melaksanakan pekerjaan. Kecelakaan dan bahaya kerja dapat
terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Bekerja dengan
2
memakai zat kimia yang terkandung dalam oli dan bahan bakar,
cat dan bahan lainnya dapat merusak kulit. Bengkel harus
menyediakan zat pelindung kulit yang harus dipakai sebelum
bekerja dengan bahan-bahan dimaksud. Dan sebaliknya, pekerja
harus memakai sesuai dengan aturan bengkel, setiap kali
sebelum memulai bekerja. Bila dikerjakan dengan teratur, maka
akan menjadi kebiasaan.
3. Menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja.
Sebelum bekerja, bengkel harus bersih terutama dari kotoran
minyak oli dan bahan bakar. Pekerja merupakan bagian dari
bengkel dan oleh karena itu, setiap pekerja bertanggung-jawab
membersihkan tempat kerjanya. Semua peralatan yang
dibutuhkan berada pada tempat yang mudah dijangkau. Pada
bengkel sekolah, peralatan dipinjam pada teknisi peralatan
dengan memakai tanda terima. Peralatan yang diterima siswa
harus diperiksa kondisinya. Pada waktu kerja berakhir, semua
peralatan dikembalikan dalam keadaan bersih dan baik. Setiap
kerusakan alat harus dilaporkan kepada pengawas atau
instruktur.
4. Obyek kerja diserahkan kepada siswa dari instruktur. Siswa harus
sudah memahami prosedur dan permasalahan yang akan
dikerjakan. Sebelum masuk bekerja praktek, siswa bertanggungjawab
mempersiapkan dirinya tentang prosedur, alat yamng
sesuai dan bahan yang dibutuhkan. Bila ada kesulitan harus
menanyakan kepada instruktur.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keselamatan kerja
dapat dinyatakan sebagai sesuatu yang menjamin keadaan, keutuhan,
kesempurnaan, baik jasmani maupun rohani manusia, serta hasil karya
dan budayanya tertuju pada keselamatan masyarakat pada umumnya
dan pekerja. Bekerja dengan memperhatikan keselamatan kerja sangat
penting artinya, karena bagaimanapun, siswa sebagai manusia pasti tak
ada yang menginginkan terjadinya kecelakaan terhadap diri sendiri,
apalagi sampai berakibat fatal. Mencegah terjadinya kecelakaan tidak
hanya berarti mencegah terjadinya bahaya, tetapi juga ikut melakukan
penghematan dari segi biaya, tenaga dan waktu dan sekaligus berarti
belajar melakukan sesuatu secara efektif dan efisien.
Melihat pada kerugian yang akan timbul akibat adanya
kecelakaan kerja bila keselamatan kerja tidak diperhatikan, maka secara
garis besarnya ada tiga kelompok yang akan merugi, yaitu:
1. Kerugian bagi bengkel dan sekolah, antara lain:
a. Biaya dan waktu pengangkutan korban kecelakaan.
b. Hilangnya waktu kerja instruktur dan siswa yang menolong
sehingga menghambat kelancaran program;
c. Mencari pengganti waktu praktek
d. Mengganti dan memperbaiki alat dan obyek kerja yang rusak
3
2. Kerugian bagi korban, antara lain:
a. Berbagai akibat yang akan diderita seperti cacat fisik,
b. Rasa trauma yang berkelanjutan dan kerugian paling fatal
adalah bila korban meninggal dunia.
Peraturan keselamatan kerja harus diberlakukan di mana saja
oleh setiap orang yang bekerja, maupun oleh instansi yang memberikan
pekerjaan. Antara lain dari hal yang harus dilakukan seseorang untuk
melaksanakan keselamatan kerja:
a. Bersikap mawas diri terhadap kemungkinan terkjadinya
kecelakaan;
b. Bekerja dengan sungguh-sungguh, cepat, teliti, dan tekun;
c. Menghindari sikap melamun dalam bekerja;
d. Usahakan untuk tidak ceroboh dalam bekerja;
e. Istirahatlah bila sudah lelah dan bosan;
f. Menghindari sikap bercanda dalam bekerja;
g. Memahami prosedur kerja dan tidak mencoba-coba;
h. Waspada dalam bekerja;
i. Menggunakan alat pengaman dalam bekerja dan tindakan lainnya
yang menunjang untuk selamat dalam bekerja.
Sebelum seseorang bekerja pada workshop (bengkel kerja),
diharuskan terlebih dahulu memahami tentang petunjuk dan peraturanperaturan
tentang keselamatan kerja. Walaupun setiap pekerjaan selalu
ada resiko, akan tetapi dengan memahami terlebih dahulu sebab-sebab
terjadinya kecelakaan dan mengikuti petunjuk-petunjuk kerja, maka
jumlah kecelakaan pasti akan berkurang. Menurut perkiraan 70% dari
kecelakaan yang terjadi di workshop disebabkan oleh ketidaktelitian atau
kelalaian kerja.
Kecelakaan akibat kerja dapat dicegah dengan:
a. Disiplin terhadap peraturan perundangan;
b. Standarisasi prosedur kerja;
c. Pengawasan;
d. Penelitian bersifat teknis;
e. Riset medis;
f. Penelitian psikologis;
g. Penelitian secara statistik;
h. Pendidikan dan latihan keselamatan
i. Petunjuk keselamatan kerja yang jelas dan tertulis
Workshop yang bersih dan tersusun rapi, sangat membantu
dalam mengurangi jumlah kecelakaan. Alat-alat dan benda kerja jangan
sampai ditinggalkan pada tempat di mana seseorang dapat terjatuh.
Gang dan jalan yang dilalui oleh pekerja harus bersih. Oleh karena itu,
4
bangku kerja, alat-alat dan benda kerja harus tersusun secara rapi dan
sistematis.
Khusus untuk workshop Otomotif, minyak, minyak pelumas dan
gemuk yang berserakan dilantai, sebelum menimbulkan kecelakaan
harus ditutup dengan pasir atau serbuk gergaji. Dibawah ini dikemukakan
beberapa petunjuk dan bahaya yang terjadi pada workshop Otomotif:
2. Meja Kerja dan Kelengkapan
Bangku kerja ialah meja tempat bekerja yang biasanya dilengkapi
dengan ragum. Sebelum mulai bekerja periksalah terlebih dahulu apakah
semua peralatan seperti ragum, mesin boring dan mesin potong masih
terpasang kuat terhadap meja. Tinggi meja disesuaikan dengan
kenyamanan pekerja yakni 78 sampai 80 centimeter. Bahan meja terbuat
dari papan yang kuat dengan ketebalan 5 centimeter.
Meja kerja sering digunakan untuk pekerjaan pukulan ringan
dengan menggunakan palu. Pada waktu akan mempergunakan palu
periksalah apakah kepala palu terpasang kuat pada tangkainya. Harus
diperhatikan pula berat palu yang dipakai untuk benda kerja yang akan
dipukul. Bagi penggunaan yang khusus, kepala palu terbuat dari plastik
yang keras atau karet.
Pekerjaan mengikir dan menggosok permukaan benda kerja juga
dilakukakan di atas meja kerja. Kikir harus diberi tangkai yang kuat
sehingga dapat dipegang dengan kuat. Kikir yang tidak bertangkai tidak
boleh dipakai. Tangkai kikir, obeng dan pahat harus terpasang dengan
kuat, sehingga tidak akan terlepas pada waktu dipakai.
Jika mempergunakan kunci pas, kunci ring, dan kunci sock,
pergunakanlah ukuran, tipe dan panjang yang tepat. Ukuran yang tidak
tepat sering menyebabkan kunci tersebut tergelincir (slip) pada mur atau
kepala baut. Selain dari kunci pas dan mur akan menjadi rusak, dapat
terjadi kecelakaan pada pekerja.
3. Bahan Bakar dan Minyak Pelumas
Di dalam workshop Otomotif biasa terdapat bahan bakar dan
minyak pelumas seperti bensin atau premium, solar dan adakalanya
minyak tanah, oli dan gemuk. Bahan ini dipergunakan untuk percobaan
menghidupkan mesin maupun sebagai bahan pencuci. Penyimpanan
bahan baker haruslah di tempat yang tertutup, dan jauh dari nyala api
maupun cahaya yang keras. Bahan bakar mempunyai sifat yang mudah
sekali menguap. Uap bensin mempunyai berat jenis yang lebih ringan
dari udara. Karena itu bahan baker yang menyebar di lantai harus segera
dibersihkan. Bila dibiarkan, uap bensin dengan udara sangat mudah
menyambar percikan api dan menimbulkan kebakaran dan ledakan.
5
Bila ada bahan bakar yang tumpah di lantai, janganlah
mengerjakan penyambungan kabel, ataupun alat yang berarus listrik,
karena pekerjaan demikian dapat menimbulkan bunga api. Namun, jika
terjadi kebakaran terhadap bahan bakar jangan sekali-kali menyiramnya
dengan air, karena bahan bakar tersebut akan mengapung di atas air dan
kebakaran akan menyebar. Pergunakanlah gas racun api (extinguisher)
atau pasir dan karung goni yang basah untuk memadamkan api.
Gemuk dipergunakan untuk melindungi komponen yang selesai
dibersihkan atau untuk membantu pemasangan komponen. Pemakaian
yang berlebihan akan menyebabkan benda kerja malah jadi kotor atau
hinggap pada bagian-bagian lain atau di lantai. Bila terjadi demikian,
harus segera dibersihkan. Tidak perlu ditunggu dan dicari siapa yang
ceroboh melakukannya.
4. Karbon Monoksida
Gas sisa pembakaran yang keluar dari knalpot (silencer)
mengandung karbon monoksida (CO). Pembakaran yang sempurna
menyisakan gas karbon monoksida yang tidak berwarna, namun tetap
berbahaya. Bila pembakaran tidak sempurna, maka asap hitam akan
mengepul. Bila ini terjadi maka dianjurkan untuk mematikan mesin
segera, karena mesti ada sesuatu yang tidak benar terutama dalam
penyetelan pembakaran. Gas buang melalui knalpot dapat dijadikan
indikasi kondisi mesin sebagai ukuran apakah pembakaran sempurna
atau kurang sempurna.
Gas ini adalah racun, masuk ke dalam paru-paru melalui
pernafasan yang dapat mematikan manusia. Karena itu jika ada motor
yang dihidupkan maka pintu-pintu harus dibuka semua. Sebuah
workshop Otomotif harus mempunyai ventilasi yang baik. Tempatkanlah
mesin-mesin percobaan pada ruang terbuka dengan sirkulasi udara yang
cukup. Dianjurkan untuk tidak menghidupkan mesin percobaan terlalu
lama. Bila harus melakukan pemanasan mesin, lakukanlah di luar
ruangan.
5. Peralatan Mesin Tangan (Portable Machines)
Bagian-bagian mesin yang berputar seperti ban, roda, puli, batang
poros, roda gigi dan rantai yang ada di workshop otomotif haruslah
mempunyai pelindung. Alat-alat pelindung yang sudah rusak dan alat
pengaman lainnya yang sudah tidak berfungsi lagi, harus segera
dilaporkan pada pengawas untuk diganti.
Mesin kompresor bekerja dengan ban pemindah putaran. Ban tidak
boleh dibiarkan dalam keadaan terbuka. Tutup pelindung ban harus
selalu terpasang. Mesin lain yang paling sering digunakan adalah bor
6
tangan, mesin gerinda dan pemutar baut. Mata bor dan batu gerinda
harus terpasang dan dikunci secara kuat.
Mesin bor tangan (portable) merupakan peralatan yang perlu
diperhatikan pemakaiannya. Kerusakan yang sering terjadi adalah mata
bor sering tumpul atau patah. Mata bor yang tersedia di pasaran mulai
dari yang kualitas rendah sampai kualitas tinggi. Tentunya disarankan
agar menggunakan alat dan bahan yang kualitas tinggi. Perhatian yang
lain adalah posisi kerja yang nyaman (ergonomic).
6. Alat Angkat dan Pengangkatan
Pekerjaan mengangkat banyak dilakukan di workshop Otomotif.
Dalam batas-batas berat tertentu dapat dipergunakan tenaga manusia.
Hal yang perlu dipikirkan adalah bagaimana posisi badan yang tepat
waktu mengangkat benda yang cukup berat, di samping pegangan
tangan yang harus mantap, sehingga benda yang diangkat tidak akan
terjatuh
Untuk mengangkat benda-benda yang lebih berat seperti blok
motor ataupun kendaraan itu sendiri harus dipergunakan Pesawat Angkat
seperti dongkrak atau kran yang jenis dan kapasitas pengangkatannya
bermacam-macam. Pikirkanlah alat mana yang tepat. Tapi harus pula
diketahui bahwa semua jenis pesawat angkat adalah alat yang dapat saja
selip tanpa ada tanda-tanda terlebih dahulu. Karena itu jangan terlalu
percaya. Kalau akan bekerja di bawah alat yang sedang diangkat
pergunakanlah alat-alat pengaman berupa kayu penopang. Jangan
sekali-kali mempergunakan batu bata. Balok-balok penopang hendaknya
selalu tersedia dalam kedaaan bersih dan kuat yang sewaktu-waktu
dapat segera dipergunakan
Beberapa hal yang dikemukankan di atas hanyalah merupakan
beberapa contoh saja. Makin lama seseorang bekerja di workshop, maka
ia akan leibih akrab dengan situasi dan alat yang ada. Berusahalah
bersikap dan berkerja sesuai dengan aturan-aturan yang ada. Tapi
sebaliknya kebiasaan yang kurang baik dan tidak menurut aturan, lama
kelamaan akan lebih sukar memperbaikinya dan akan menimbulkan
malapetaka tidak hanya pada orang yang lalai tapi juga teman sekerja.
7. Pengangkat Sepeda Motor ( Bike Lift)
Bengkel sepeda motor yang standar dilengkapi dengan peralatan
khusus pengangkatan sepeda motor. Gunanya adalah untuk
kenyamanan dan kesehatan para pekerja. Hampir semua pekerjaan pada
sepeda motor berada pada posisi rendah, kecuali pekerjaan pada bagian
stang yang terdiri dari lampu, speedometer, lampu-lampu dan kunci
kontak (Ignition Key). Dengan menggunakan alat angkat bike lift pekerja
7
tidak perlu jongkok dalam bekerja. Pekerjaan yang membutuhkan waktu
yang lama, seperti pembongkaran mesin atau transmisi, pekerja akan
cepat lelah dan mengalami kesulitan menjangkau obyek kerja. Oleh
karena itu, sepeda motor ditempatkan di atas bike lift dan dikunci agar
tidak jatuh. Kemudian bike lift dinaikkan sehingga ketinggian obyek kerja
sesuai dengan kebutuhan pekerja.
8. Petunjuk Khusus bagi Pekerja Sepeda Motor
Beberapa peringatan yang sangat penting untuk diperhatikan bagi
pekerja profesional sepeda motor adalah:
1. Berpikirlah dulu sebelum melakukan sesuatu pekerjaan.
Adakalanya dengan sedikit saja berpikir sebelum bekerja, suatu
bahaya dapat terhindar.
2. Pada waktu bekerja, pikiran harus konsentrasi terhadap apa yang
sedang dikerjakan. Jika pikiran sedang terganggu oleh hal-hal
yang memang tidak dapat dilupakan janganlah berkerja. Lebih
baik laporkan secara terus terang kepada pengawas atau
instruktur.
3. Di dalam workshop tidak diizinkan untuk berkelakar atau bermainmain.
Kelakar atau lelucon tentu saja akan menimbulkan tertawa
dan sangat menyenangkan , tapi kelakar di dalam workshop
mudah sekali berakhir dengan suatu malapetaka, yang bahkan
seseorang akan mendapat cacat seumur hidup.
4. Yakinlah bahwa anda betul-betul mengerti mempergunakan alatalat
yang akan dipakat terutama alat yang dapat menimbulkan
kecelakaan seperti alat angkat, alat pengukur (tester) termasuk
juga las listrik dan las karbid. Kalau masih ragu-ragu pelajarilah
kembali.
5. Alat-alat dan benda kerja hendaknya selalu dalam keadaan bersih
dari serbuk besi, debu ataupun minyak-minyak.
6. Pada waktu bekerja dengan sistem bahan bakar dan alat-alat
listrik, putuskan kontak dengan battery.
7. Pelajarilah cara mempergunakan alat pemadam kebakaran
(extinguisher) dan pastikan di mana tempat menyimpannya. Jika
terjadi kebakaran harus tahu kepada siapa dan di mana harus
melaporkan. Termasuk juga jika ada bahaya-bahaya lainnya.
8. Pelajaran tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK)
hendaknya dipelajari secara teori dan praktek.
9. Pekerja bengkel sepeda motor melanggar undang-undang, bila
melepas, mengganti dengan komponen yang bukan ditentukan
pabrik pembuatnya, atau tidak dapat bekerjanya setiap peralatan
untuk tujuan pengaturan kebisingan, seperti melepas atau
melubangi knalpot, melepas saringan peredam suara sehingga
8
terjadi kebisingan dan polusi udara yang akan berakibat
membahayakan kesehatan masyarakat.
10. Pekerja seharusnya memanfaatkan buku spesifikasi teknis
kendaraan dalam melakukan penyetelan jarak, waktu (timing),
minyak pelumas batas kekuatan puntir (torque) memutar baut dan
mur sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan pabrik pembuat
sepeda motor. Setiap merek mengeluarkan spesifikasi sendiri.
Contoh spesifikasi teknis sepeda motor Honda dapat dilihat pada
Lampiran buku ini.
B. SILABUS DAN URAIAN ISI BUKU
1. Silabus
Buku ini disusun sejalan dengan kebijakan pendidikan nasional
yaitu Pendidikan Berbasis Kompetensi (PBK). Ada tiga kerangka acuan
uang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam
melaksanakan PBK yakni Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK),
Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning), dan Uji Kompetensi (Minimum
Competency Testing). Pendidikan dan pelatihan teknisi sepeda motor
mengacu pada kurikulum berbasis kompetensi, dengan pembelajaran
tuntas, dan diakhiri dengan uji kompetensi.
Gagasan pendidikan berbasis kompetensi memang lahir dan
sangat sesuai dengan pendidikan kejuruan atau pendidikan yang
mempersiapkan siswa untuk mampu memasuki dunia kerja. Oleh karena
itu, kurikulum dan silabus mata pelajaran Teknologi Sepeda Motor ini
disusun berdasarkan teknologi dan kebutuhan dunia kerja pada bidang
sepeda motor. Diharapkan, sesudah mengikuti pendidikan dan pelatihan
di SMK, para lulusan mampu memasuki dunia kerja pada bidang
otomotif, khususnya menjadi Teknisi Sepeda Motor.
Teknologi Sepeda Motor merupakan bagian dari Teknologi
Otomotif. Para siswa mempelajari Teknologi Sepeda Motor sesudah
mereka mempelajari Teknologi Otomotif. Sesuai dengan kenyataan pada
dunia otomotif, maka dunia teknologi otomotif merupakan teknologi yang
paling banyak digunakan. Pertumbuhan yang spektakuler dari
penggunaan mobil dan sepeda motor menjadikan dunia otomotif menjadi
pasar yang menjanjikan. Di Indonesia, sejak lima tahun terakhir rata-rata
hampir lima juta sepeda motor dari berbagai merek berhasil dipasarkan.
Untuk melayani pabrik dan pelayanan purna jual, masyarakat Indonesia
memerlukan ratusan ribu teknisi yang andal dan profesional. Peran SMK
Jurusan Otomotif menjadi semakin penting dan merupakan profesi yang
sangat menjanjikan baik dari segi penopang kemajuan teknologi maupun
secara ekonomis.
9
Sebagai salah satu cabang ilmu teknologi, maka kurikulum
jurusan teknologi otomotif disusun meliputi kemampuan dasar
Matematika, Fisika dan Ilmu Kimia. Ketiganya diberikan sesuai dengan
kebutuhan teknologi otomotif. Perkembangan teknologi yang amat pesat
menyebabkan para teknisi otomotif harus selalu belajar dan mengikuti
perkembangan teknologi. Teknologi elektronika, komputer dan digital
merambah dunia otomotif sehingga suka atau tidak suka, para teknisi
otomotif harus mampu menggunakannya untuk mampu memberikan
pelayanan profesional kepada para pengguna teknologi otomotif.
2. Uraian Isi Buku
Buku ini disusun sesuai dengan kurikulum nasional SMK jurusan
Teknologi Otomotif, khususnya untuk keahlian Teknologi Sepeda Motor.
Pada Bab I point A diuraikan tentang pentingnya pemahaman tentang
Keselamatan Kerja bagi teknisi otomotif, pada point B berisikan silabus
dan uraian isi buku, ini penting karena buku ini akan dipakai untuk
pembelajaran di SMK, sehingga peta dari apa yang akan dipelajari dan
tujuan yang akan dicapai dari proses memahami buku ini oleh pelajar
ataupun pemakai lainnya jelas adanya, point C berbicara tentang
komponen utama sepeda motor, bagian ini dimasukkan ke Bab I
dikarenakan penulis menganggap pengenalan tentang materi yang akan
dibahas mengenai sepeda motor hendaknya didahului oleh pengetahuan
awal tentang komponen utama dari sepeda motor tersebut dan Bab 1 ini
akhirnya ditutup dengan point D mengenai Aplikasi ilmu Fisika dalam
mempelajari teknologi otomotif sepeda motor. Point D diletakkan pada
Bab 1 (pendahuluan) sebagai landasan bagi pelajar untuk berfikir secara
ilmiah dalam mempelajari cakupan materi-materi yang dijabarkan didalam
buku ini. Point A menguraikan tentang betapa pentingnya peran para
teknisi dan pekerja melindungi manusia, termasuk diri sendiri, sejawat
pekerja dan konsumen. Perlindungan ini meliputi juga keselamatan
peralatan, sepeda motor (obyek kerja) dan bengkel kerja secara umum.
Intinya yang terpenting adalah sikap dan kebiasaan kerja yang
berorientasi pada sikap profesional, efektif dan efisien. Pada bagian ini
dijelaskan tentang berbagai sumber gangguan keselamatan manusia
seperti bahaya zat-zat kimia pada bahan bakar dan oli dan karbon
monoksida. Juga dijelaskan tentang pentingnya mematuhi peraturan
keselamatan kerja untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
penggunaan peralatan.
Pada Bab II diuraikan tentang Mesin dan komponen Utama.
Komponen utama mesin sepeda motor tidak banyak berbeda dengan
komponen motor pada umumnya. Perbedaan yang umum adalah pada
ukurannya yang lebih kecil dan jumlah dari silinder. Dengan mempelajari
terlebih dahulu teknologi otomotif, maka dasar-dasar teknologi otomotif
tidak diuraikan lagi secara lengkap. Bab II juga memberikan transfer ilmu
10
berupa proses yang terjadi di mesin, proses terjadinya pembakaran,
innovasi dari desain mesin, susunan mesin dan spesifikasi mesin yang
merupakan himpunan dari kerterpakaian teori yang dipelajari pada bab II
ini.
Bab III dari buku ini menjelaskan tentang kelistrikan sepeda
motor. Uraian meliputi konsep dasar kelistrikan, kapasitor dan kondensor,
sistem starter, sistem pengisian, sistem pengapian disini tidak dibahas
hanya dicantumkan sebagai bagian dari sistem kelistrikan dari sepeda
motor, ini dilakukan karena materi tentang sistem pengapian sangat
banyak, sehingga penulis putuskan, ia butuh bab khusus untuk
pembahasan dan penjabarannya dan penulis letakkan pembahasan ini
pada bab IV, selain alasan tersebut juga untuk memudahkan pelajar
memahami materi ini secara fokus dan jelas. Selanjutnya bab III ini
berisikan sistem penerangan (lampu), sementara itu pemeriksaan dan
perbaikan untuk sistem kelistrikan ini juga diletakkan pada bab tersendiri
dikarenakan materi yang sangat banyak tadi juga untuk memudahkan
pelajar memakai buku ini.
Pada Bab IV dijelaskan tentang sistem pengapian (Ignition
System). Bagian ini memuat konsep dan prosedur tentang persyaratan
sistem pengapian, listrik tegangan tinggi, kunci kontak, koil pengapian,
platina, kondensor, busi, saat pengapian dan berbagai tipe pengapian.
Bab V berisikan perawatan dan pemeliharaan dari materi bab III
dan bab IV, diletakkan pada bab terpisah karena banyaknya cakupan
materi dari kedua bab tersebut.
Bab VI menjelaskan Sistem Bahan Bakar, meliputi uraian tentang
bahan bakar, campuran udara bahan bakar, sistem bahan bakar
konvensional dan sistem injeksi (EFI) disertai dengan pemeriksaan dan
perbaikan sistem bahan bakar dari kedua sistem.
Pada Bab VII diuraikan tentang Sistem Pemindahan Tenaga
(Transmission). Uraian meliputi prinsip pemindahan tenaga dan
komponen-komponen pemindah tenaga dan pemeriksaan serta
perbaikan untuk sistem pemindah tenaga.
Pada Bab VIII dijelaskan tentang Sistem Rem dan Roda. Uraian
pada Bab ini meliputi jenis rem tromol, rem cakram, roda dan ban
dilanjutkan dengan pemeriksaan dan perbaikan sistem rem dan roda.
Pada Bab IX dijelaskan tentang Sistem Pelumasan dan
Pendinginan. Penjelasan meliputi sistem pelumasan dan viskositas serta
jenis-jenis minyak pelumas yang digunakan untuk sepeda motor. Bagian
ini dilengkapi dengan sistem pendinginan.
Pada Bab X diuraikan tentang Kemudi, Suspensi dan Rangka.
Bab XI berisikan materi tentang peralatan bengkel, walaupun hal
ini pada bagian awal yaitu dibab I telah disinggung secara umum, penulis
merasa setelah mempelajari semua materi secara cermat dan disiplin,
maka pantas kiranya para pelajar diberikan kepercayaan bahwa mereka
akan sanggup menjadi lulusan yang siap kerja atau malah mampu
menciptakan pekerjaan sendiri melalui materi ini, sehingga merekapun
11
sudah semestinya diberikan pengetahuan dan pemahaman yang lebih
terstruktur tentang peralatan dan kunci-kunci yang selayaknya ada pada
suatu bengkel sepeda motor.
Dan pada bagian akhir Bab XII dimuat sejumlah istilah dan
pengertiannya untuk membantu siswa dalam mempelajari nama dan
istilah yang sering digunakan oleh para teknisi sepeda motor.
3. STRATEGI PEMBELAJARAN
Strategi pembelajaran Teknologi Sepeda Motor bertujuan
membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan
tuntutan kurikulum. Target pencapaian kurikulum Teknologi Sepeda
Motor meliputi tiga ranah seperti yang dianjurkan oleh Benjamin S. Bloom
(1964) yakni pencapaian penguasaan kognitif (teoretis), penguasaan
ketrampilan melakukan pekerjaan (psikomotorik) dan yang sangat
penting adalah terbentuknya sikap dan kebiasaan kerja (afektif).
Pembelajaran untuk penguasaan teknologi otomotif dilandasi oleh
penguasaan ilmu dasar (sains) seperti Matematika, Fisika, Elektronika
dan Ilmu Kimia yang relevan dengan tujuan pembelajaran kejuruan
teknologi otomotif. Strategi pembelajaran berpusat pada siswa (student
centered learning). Pembelajaran Berbasis Kompetensi menganut
keyakinan bahwa ilmu dan ketrampilan teknologi hanya bisa dicapai bila
siswa sendiri belajar dan melatih dirinya. Ilmu, ketrampilan dan sikap
menghargai pekerjaan tidak bisa ditransfer dari guru atau instruktur
kepada siswa. Ketiganya harus dikonstruksi (dibangun) oleh siswa
sendiri. Dan oleh karena itu, siswa bertanggungjawab membelajarkan
dirinya sendiri. Keyakinan ini tidak sama dengan apa yang dianut pada
kurikulum yang lama, dimana guru sebagai pemilik ilmu dan ketrampilan
yang harus dibagi-bagikan kepada siswanya. Oleh karena itu, strategi
pembelajaran dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pembelajaran teori dimulai dengan Metode Tugas Membaca dan
Menyimpulkan. Siswa diwajibkan membaca topik yang akan
dipelajari dan membuat kesimpulan atau ringkasan. Pada
pertemuan di kelas guru mendiskusikan, menjawab dan
menjelaskan substansi materi pelajaran bila ada yang belum jelas.
b. Pelajaran praktek disarankan dengan menggunakan modul atau
setidaknya lembaran kerja (jobsheet). Dengan menganut sistem
belajar tuntas, maka setiap siswa perlu diberi kesempatan untuk
menyelesaikan tugas praktek sesuai dengan kecepatan masingmasing.
Dalam hal ini, diperlukan manajemen bengkel praktek,
apalagi bila jumlah siswa yang banyak, peralatan dan obyek kerja
(sepeda motor) yang sering kurang serta tempat praktek yang
terbatas. Ada siswa yang memerlukan waktu yang lebih lama
untuk menyelesaikan pekerjaan, namun perlu diberi waktu
tambahan sampai dapat menyelesaikan tugasnya.
12
c. Setiap siswa yang menyelesaikan tugasnya harus langsung dinilai
dengan skema penilaian yang sudah disiapkan oleh guru.
Kompetensi pencapaian minimal perlu dipakai sebagai acuan
untuk memutuskan apakah siswa sudah mencapai ketuntasan
belajar sesuai dengan pendekatan pembelajaran berbasis
kompetensi. Hanya siswa yang sudah mencapai ketuntasan
belajar dapat diizinkan untuk mengambil tugas selanjutnya.
d. Berdasarkan prinsip perbedaan individu (individual differences)
maka dapat dimaklumi bahwa ada siswa yang bekerja lebih
lambat. Siswa yang lambat perlu diberi tambahan waktu untuk
menyelesaikan pekerjaannya.
4. Prosedur Kerja Pelayanan Sepeda Motor
Pekerjaan pelayanan (service) sepeda motor bervariasi mulai dari
yang sangat sederhana sampai kepada yang rumit. Namun pelayanan
sepeda motor yang rumit sekalipun tidak akan melebihi enam langkah
yakni: mengukur (measuring), membongkar (disassembling), perbaikan
(machining), memasang kembali yang baru atau hasil perbaikan
(reassembling), dan penyetelan. Enam langkah ini dapat diuraikan seperti
di bawah ini.
a. Pengukuran (measuring) biasanya dilakukan dengan alat ukur
seperti feeler gauge, caliper, micrometer, depth and small hole
gauges dan dial indicators. Namun dalam praktek, mata, telinga
dan penciuman merupakan indera manusia yang digunakan untuk
mengukur. Bila asap gas buang terlihat hitam tebal bisa
disimpulkan bahwa pembakaran tidak sempurna. Gas buang
yang mengeluar-kan bau yang tajam dan tidak sedap merupakan
ukuran sensori bahwa sudah terjadi sesuatu misalnya dinding
silinder sudah aus, atau ring oli sudah aus. Batery yang sudah
lemah diketahui dari ampermeter, voltmeter atau battery liquid
tester. Telinga juga dapat digunakan untuk mendengarkan
kebisingan atau suara yang tidak normal. Pada sepeda motor,
tekanan kompresi diukur dengan compression tester. Hasil dari
pengukuran akan menjadi petunjuk bagian mana yang harus
dikerjakan, dan ini merupakan langkah pertama bagi teknisi untuk
mengambil langkah-langkah selanjutnya.
b. Membongkar (disassembly) atau membuka bagian yang akan
diperbaiki. Ada kalanya bagian yang dicurigai memerlukan
perbaikan tidak dapat langsung dibuka, tetapi harus dibuka bagian
lain untuk sampai pada bagian yang akan diperbaiki. Misalnya,
bila anda curiga bahwa katup tidak bekerja dengan baik, maka
lebih dulu dibuka adalah kepala silinder. Pekerjaan membuka
harus dikerjakan hati-hati dan bagian yang dibuka ditempat pada
tempat tersendiri atau panci. Pada waktu membuka ingat posisi
13
dan tempatnya. Bila perlu diberi tanda untuk diingat pada waktu
pemasangan kembali.
c. Langkah perbaikan (machining) yaitu melakukan pembersihan,
penyetelan dan perbaikan. Bila tidak bisa diperbaiki atau akan
lebih baik diganti baru, maka pekerjaan selanjutnya adalah
mempersiapkan pemasangan kembali.
d. Pemasangan kembali (reassembly) dikerjakan dengan urutan
terbalik dari membongkar. Posisi bagian yang dibongkar
dikembalikan secara benar. Bila pada pembongkaran ada seal
atau perapat atau baut yang lecet pada waktu dibuka maka pada
pemasangan kembali bagian tersebut sebaiknya diganti baru. Bila
ada baut yang dikencangkan, jarak platina, kelonggaran katup,
dan jarak elektroda busi haruslah mengacu pada standar
spesifikasi kendaraan.
e. Pekerjaan kelima adalah memastikan bahwa semua sudah
terpasang dengan benar dan siap untuk distel dan diuji coba.
Sebelum mesin dihidupkan, maka semua bagian yang bergerak
harus digerakkan atau diputar dulu dengan tangan. Sesudah
dirasakan semua bergerak dengan lancar barulah mesin
dihidupkan secara stasioner.
f. Langkah terakhir adalah uji coba jalan (running test). Teknisi
harus mampu menentukan apakah pekerjaan sudah dapat
diselesaikan dengan baik. Semua bagian haruslah disesuaikan
dengan standar baku, sesuai dengan spesifikasi yang dikeluarkan
pabrik pembuat kendaraan.
5. Daftar Unit-unit Kompetensi (MAPPING)
a. Kelompok Kompetensi Umum
Daftar unit-unit kompetensi yang tercakup dalam Standar
Kompetensi Bidang Keahlian Otomotif Sepeda Motor, adalah
sebagai berikut:
14
Tabel 1. Kelompok kompetensi umum
YUNI
OR
SENI
OR
Kode
OPSM
-10
UNIT-UNIT KOMPETENSI
KELOMPOK GENERAL 1 2 1 2
Ma
s
ter
SIFAT
001A
Mengikuti prosedur
keselamatan, kesehatan kerja
dan lingkungan
V UMUM
002A Membaca dan memahami
gambar teknik V UMUM
003A
Menggunakan dan memelihara
peralatan dan perlengkapan di
tempat kerja
V UMUM
004A Memberikan kontribusi
komunikasi di tempat kerja V UMUM
005A Melakukan operasi penanganan
manual V UMUM
006A Menggunakan dan memelihara
alat ukur V UMUM
007A Melakukan teknik pematrian V UMUM
008A
Memelihara komponenkomponen
operasi dan
perbaikan
V UMUM
009A Memasang sistem hidrolik V UMUM
010A Memelihara sistem hidrolik V UMUM
011A Mengeset, mengoperasikan dan
mengontrol mesin-mesin khusus V UMUM
012A
Memelihara dan memperbaiki
kompresor udara berikut
komponen-komponennya
V UMUM
013A Melakukan prosedur diagnosis V UMUM
014A Memeriksa keamanan/kelayakan
kendaraan V UMUM
015A Melakukan diagnosis pada
sistem yang rumit V UMUM
016A Melatih kelompok kecil V UMUM
017A Merencanakan penilaian
terhadap kompetensi pegawai V UMUM
018A Melakukan penilaian terhadap
kompetensi pegawai V UMUM
019A Mengkaji ulang penilaian
terhadap kompetensi pegawai V UMUM
15
b. Kompetensi Kelompok Engine
Tabel 2. Kompetensi kelompok engine
Kode YUNIOR SENIOR
OPSM-20
UNIT-UNIT KOMPETENSI
KELOMPOK ENGINE 1 2 1 2
MAS
TER SIFAT
001A Memelihara engine berikut
komponen-komponennya V INTI
002A
Memelihara dan
memperbaiki sistem kontrol
emisi
V INTI
003A
Melepas kepala silinder,
menilai komponenkomponennya
serta merakit
kepala silinder
V INTI
004A
Memelihara sistem
pendingin berikut
komponen-komponennya
V INTI
005A
Memperbaiki dan
melakukan overhaul sistem
pendingin berikut
komponen-komponennya
V INTI
006A Memelihara sistem bahan
bakar bensin V INTI
007A
Memperbaiki dan
melakukan overhaul
komponen sistem bahan
bakar bensin
V INTI
008A
Melakukan overhaul engine
dan menilai komponenkomponennya,
memeriksa
toleransi serta melakukan
prosedur pengujian yang
sesuai
V INTI
009A Memperbaiki engine berikut
komponen-komponennya V INTI
010A Memelihara unit kopling
manual dan otomatis V INTI
011A
Melakukan overhaul kopling
manual dan otomatis berikut
komponen-komponen
sistem pengoperasiannya
V INTI
012A Memelihara sistem transmisi
manual V INTI
013A
Melakukan overhaul sistem
transmisi manual
berikut komponenkomponen
sistem
pengoperasiannya
V INTI
014A Memelihara sistem transmisi
otomatis V PILIHA
N
015A Melakukan overhaul sistem
transmisi otomatis V PILIHA
N
16
c. Kompetensi Kelompok Elektrikal
Tabel 3. Kompetensi kelompok elektrikal
YUNI
OR
SENI
Kode OR
OPSM-40
UNIT-UNIT KOMPETENSI
KELOMPOK
ELEKTRICAL 1 2 1 2
MAS
TER SIFAT
001A Menguji, memelihara
dan mengganti baterai V INTI
002A
Melakukan perbaikan
ringan pada
rangkaian/sistem
kelistrikan
V INTI
003A Memperbaiki sistem
kelistrikan V INTI
004A Memperbaiki instrumen
dan sistem peringatan V INTI
005A Memperbaiki sistem
starter V INTI
006A Memperbaiki sistem
pengisian V INTI
007A
Memasang, menguji dan
memperbaiki sistem
penerangan dan wiring
V INTI
008A Memperbaiki sistem
pengapian V INTI
009A
Memasang, menguji dan
memperbaiki sistem
pengaman kelistrikan
berikut komponennya
V INTI
010A
Memelihara dan
memperbaiki sistem
manajemen engine
V PILIH
AN
011A
Memelihara dan
memperbaiki Sistem
penggerak kontrol
elektronik
V PILIH
AN
17
d. Kompetensi Kelompok Chasis Dan Suspensi
Tabel 4. Kompetensi kelompok chasis dan suspensi
YUNI
OR
SENI
Kode OR
OPSM-30
UNIT-UNIT KOMPETENSI
KELOMPOK CHASIS &
SUSPENSION 1 2 1 2
MAS
TER SIFAT
001A Memelihara sistem rem V INTI
002A
Merakit dan memasang
sistem rem berikut
komponenkomponennya
V INTI
003A Memperbaiki sistem rem V INTI
004A Memeriksa sistem
kemudi V INTI
005A Memperbaiki sistem
kemudi V INTI
006A Memeriksa sistem
suspensi V INTI
007A Memperbaiki sistem
suspensi V INTI
008A Memelihara sistem
suspensi V INTI
009A Melepas, memasang,
dan menyetel roda V INTI
010A
Membongkar,
memperbaiki dan
memasang ban dalam
dan ban luar
V INTI
011A
Memperbaiki dan
mengganti rangka
sepeda motor
V PILIH
AN
012A Memelihara rantai/chain V INTI
013A Mengganti rantai/chain V INTI
C. KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR
Sepeda motor terdiri dari beberapa komponen dasar. Bagaikan
kita manusia, kita terdiri atas beberapa bagian, antara lain bagian rangka,
pencernaan, pengatur siskulasi darah, panca indera dan lain sebagainya.
Maka sepeda motorpun juga seperti itu, ada bagian-bagian yang
18
membangunnya sehingga ia menjadi sebuah sepeda motor. Secara
kelompok besar maka komponen dasar sepeda motor terbagi atas:
1. Sistem mesin
2. Sistem kelistrikan
3. Rangka/chassis
Masing-masing komponen dasar tersebut terbagi lagi menjadi
beberapa bagian pengelompokkan kearah penggunaan, perawatan dan
pemeliharaan yang lebih khusus yaitu:
Sistem Mesin
Terdiri atas :
a. Sistem tenaga mesin
Sebagai sumber tenaga penggerak untuk berkendaraan, terdiri
dari bagian:
- Mesin/engine
- Sistem bahan bakar
- Sistem pelumasan
- Sistem pembuangan
- Sistem pendinginan
Gambar 1.1 Pemasangan perkakas yang
lengkap pada sepeda motor
Fuel rail
Air injector
Fuel injector
Cylinder head
Oil pump
Fuel pump
Air pump
Magnetic pick up
Air pump cam
19
b. sistem transmisi penggerak
merupakan rangkaian transmisi dan tenaga mesin ke roda
belakang, berupa:
- Mekanisme kopling
- Mekanisme gear
- Transmisi
- Mekanisme starter
Sistem Kelistrikan
Mekanisme kelistrikan dipakai untuk menghasilkan daya
pembakaran untuk proses kerja mesin dan sinyal untuk menunjang
keamanan berkendaraan. Jadi semua komponen yang berhubungan
langsung dengan energi listrik dikelompokkan menjadi bagian kelistrikan.
Bagian kelistrikan terbagi menjadi:
- Kelompok pengapian
- Kelompok pengisian
- Kelompok beban
Rangka/Chassis
Terdiri dari beberapa komponen untuk menunjang agar sepeda
motor dapat berjalan dan berbelok. Komponennya adalah:
- Rangka
- Kelompok kemudi
- Kelompok suspensi
- Kelompok roda
- Kelompok rem
- Tangki bahan bakar
- Tempat duduk
- Fender
D. APLIKASI ILMU FISIKA DALAM MEMPELAJARI SEPEDA
MOTOR
Mempelajari sepeda motor juga memerlukan perhitungan fisika,
beberapa besaran ukuran dipakai di bidang ini. Perhitungan fisika
diperlukan untuk mengetahui; kapasitas mesin, volume silinder,
perbandingan kompresi, kecepatan piston, torsi, tenaga, korelasi antara
mesin dan kecepatan motor pada tiap posisi gigi dan daya dorong roda
belakang dari sepeda motor, dll.
20
Vlangkah = D .
4
 2. S
Kapasitas Mesin
Kapasitas mesin ditunjukkan oleh volume yang terbentuk pada
saat piston bergerak keatas dari TMB ke TMA, disebut juga sebagai
volume langkah. Volume langkah dihitung dalam satuan cc (cm3). Rumus
untuk menghitungnya adalah:
Keterangan:
Contoh soal:
Brosur motor Suzuki Smash memuat data diameter silindernya
53,5 mm dengan langkah piston 48,8 mm, tentukan volume langkahnya.
Penyelesaian:
Diketahui : D = 53,5 mm
S = 48,8 mm
 = 3,14
Ditanya Volume langkah adalah...?
Jawab:
Vlangkah= 0,785x(53,5mm)2x48,8mm
= 109744,9619mm3
= 109,7cm3= 110 cc
Jadi volume langkah dari motor Suzuki Smash tersebut adalah 109, 7 cc
dibulatkan menjadi 110 cc.
Vlangkah = Volume langkah (cc)
 = Pi =
7
22
= 3,14
D = diameter silinder (mm)
S = langkah piston (mm)
Volume langkah = luas lingkaran silinder x panjang langkah
=  r2 x S
=  (
2
1
D)2 x S
=
4

.D2.S cc
21
Vs = Vl + Vc
Volume Ruang Bakar
Volume ruang bakar adalah volume dari ruangan yang terbentuk
antara kepala silinder dan kepala piston yang mencapai TMA.
Dilambangkan dengan Vc (Volume compressi)
Volume Silinder
Volume silinder adalah jumlah total dari pertambahan antara
volume langkah dengan volume ruang bakar.
Rumusnya:
Keterangan:
Vs= Volume silinder (cc)
Vl = Volume langkah (cc)
Vc= Volume ruang bakar (cc)
Perbandingan Kompresi
Perbandingan kompresi adalah perbandingan volume silinder
dengan volume kompresinya. Perbandingan kompresi berkaitan dengan
volume langkah.
Bila dinyatakan dalam suatu rumus maka:
E=
Vc
Vs Vc
dimana:
Besarnya perbandingan kompresi untuk sepeda motor jenis
touring berkisar antara 8 : 1 dan 9 : 1. ini artinya selama lankgah
kompresi muatan yang ada di atas piston dimampatkan 8 kali lipat dari
volume terakhirnya. Makin tinggi perbandingan kompresi, maka makin
tinggi tekanan dan temperatur akhir kompresi.
E = perbandingan kompresi
Vs = volume silinder
Vc = Volume ruang bakar
22
Efisiensi Bahan Bakar dan Efisiensi Panas
Nilai kalor (panas) bahan bakar perlu kita ketahui, agar neraca
kalor dari motor dapat dibuat. Efisiensi atau tidak kerjanya suatu motor,
ditinjau atas dasar nilai kalor bahan bakarnya. Nilai kalor mempunyai
hubungan dengan berat jenis. Pada umumnya makin tinggi berat jenis
maka makin rendah nilai kalornya. Pembakaran dapat berlangsung
dengan sempurna, tetapi juga dapat tidak sempurna.
Pembakaran yang kurang sempurna dapat berakibat:
1. Kerugian panas dalam motor menjadi besar, sehingga efisiensi
motor menjadi turun, usaha dari motor menjadi turun pula pada
penggunaan bahan bakar yang tetap.
2. Sisa pembakaran dapat menyebabkan pegas-pegas piston
melekat pada alurnya, sehingga ia tidak berfungsi lagi sebagai
pegas torak.
3. Sisa pembakaran dapat pula melekat pada lubang pembuangan
antara katup dan dudukannya, terutama pada katup buang, sehingga
katup tidak dapat menutup dengan rapat.
4. Sisa pembakaran yang telah menjadi keras yang melekat antara
piston dan dinding silinder, menghalangi pelumasan, sehingga
piston dan silinder mudah aus.
Efisiensi bahan bakar dan efisiensi panas sangat menentukan
bagi efisiensi motor itu sendiri. Masing-masing motor mempunyai efisiensi
yang berbeda.
Kecepatan Piston
Sewaktu mesin berputar, kecepatan Piston di TMA dan TMB
adalah nol dan pada bagian tengah lebih cepat, oleh karenanya
kecepatan piston diambil rata - rata.
Dengan rumus sbb :
V = Kecepatan Piston rata-rata
L = Langkah (m).
N = Putaran mesin (rpm).
V=
60 30
2LN  LN
23
Dari TMB, piston akan bergerak kembali keatas karena putaran
poros engkol, dengan demikian pada 2x gerakan piston, akan
menghasilkan 1 putaran poros engkol, jika poros engkol membuat N
putaran, maka piston bergerak 2LN. Karena dinyatakan dalam detik maka
dibagi 60.
Torsi
Gaya tekan putar pada bagian yang berputar disebut Torsi,
sepeda motor digerakan oleh torsi dari crankshaft
Makin banyak jumlah gigi pada roda gigi, makin besar torsi yang
terjadi. Sehingga kecepatan direduksi menjadi separuhnya.
Keadaan Didalam Mesin
Torsi = gaya x jarak
Panjang dari pemutaran (r)
adalah disamakan dengan jarak dari
crakkshaft ke crank pin, ini berarti
separuh dari langkah piston.
Gaya (F) yang dikerjakan pada
pemutar disamakan dengan tekanan
kompresi yang dihasilkan oleh gas hasil
pembakaran yang akan mendorong
piston kebawah, oleh karena itu torsi (T)
berubah sesuai dengan besarnya gaya
(F) selama r tetap.
Besarnya gaya F, berubah sesuai
dengan perubahan kecepatan mesin ini
berarti dipengaruhi oleh efisiensi
pembakaran, demikian juga T juga ikut
berubah. Pada kecepatan specifik torsi
menjadi maximum. Ini disebut torsi
maximum. Tapi kenaikan kecepatan
mesin selanjutnya tidak akan menaikan
torsi.
F
24
Torsi Maksimum
Besarnya Torsi maksimum setiap sepeda motor berbeda-beda.
Ketika sepeda motor bekerja dengan torsi maximum, gaya gerak roda
belakang juga maximum. Semakin besar torsinya, semakin besar tenaga
sepeda motor tersebut. Besarnya torsi biasanya dicantumkan dalam data
spesifikasi teknik, buku pedoman servis atau dalam brosur pemasaran
suatu produk motor.
Tenaga (Horse Power)
Kerja rata-rata diukur berdasarkan tenaga akhir (Torsi dari crank
saft menggerakan sepda motor, tapi ini hanya gaya untuk menggerakan
sepeda motor dan kecepatan yang menggerakan sepeda motor tidak
diperhitungkan. Tenaga adalah kecepatan yang menimbulkan kerja).
Tenaga =
waktu
ker ja
= Kg.m/sec. (kerja perdetik)
 Satuan tenaga
PS (Prerd strarke in Jerman) 1 PS - 75 Kg m/sec adalah tenaga
untuk menggerakan obyek seberat 75 Kg sejauh 1 m dalam 1
secon (makin besar tenaga makin besar jurnlah kerja persatuan
waktu).
 Perhitungan tenaga crankshaft
Untuk menghitung berapa kali pena engkol berputar bergerak oleh
gaya specifik persatuan waktu (detik)
Kerja (Q)= Gaya (F) x jarak (r)
Torsi (T)= Gaya (F) x jarak (r)
Gaya (F)= Torsi (T) : jarak (r)
Jarak (r) yang ditempuh oleh perputaran crank pin permenit
=2 .rN
Tenaga =
waktu
ker ja
= Kg.m/sec. (kerja perdetik)
25
Q= F.S
=
r
T
x 2 .rN
= 2 .N T Tenaga (PS)
=
60x75
2 .N T
=
716
NT
= 0, 0014NT (satuan kerja)
 Hubungan antara putaran mesin dan horsepower (Tenaga)
Tenaga mesin berubah-ubah tergantung dari torsi dan kecepatan
putar mesin. Mesin dengan putaran tinggi, biasanya tenaga yang
dihasilkan juga besar tapi jika putaran terlalu tinggi tenaga yang
dihasilkan akan menurun.
Jika pada putaran tertentu tenaga maksimum di hasilkan, maka
hal itu disebut "Maksimum power".
Keterangan SI (satuan)
Isi atau kapasitas mesin 1 L (1,000 cm3)
Tekanan 1 kPa (0,01Kg/cm2)
Tenaga 1 kW (1.360 PS)
Torsi 1 Nm (0,1 Kg.m)
Performance Curves (Diagram Kemampuan mesin)
Diagram Kemampuan mesin terdiri dari Engine performa diagram
dan ring performa. Engine performa diagram, merupakan indikasi tenaga
mesin, torsi, dan pemakaian bahan bakar yang dilihat dari putaran mesin.
Dengan kata lain pada “Run ring performance curva diagram"
diperlihatkan hubungan antara posisi Gear putaran mesin, Tenaga roda
belakang dan hambatan pada saat berjalan dari saat sepeda motor
berjalan. Dengan membaca performance curva, dapat dilihat kemampuan
dan kelebihan suatu sepeda motor.
26
Gambar 1.2 Diagram kemampuan mesin
27
Karakter Dari Mesin
Tenaga mesin dan kurva
torsinya menggambarkan
karakteristik mesin.
Ketika putaran mesin
berada dalam range yang
powernya maksimum dan
kurva torsinya lebar, dan
terjadi pada putaran mesin
yang rendah, mesin ini
bertipe mesin-mesin putaran
rendah. dan sangat
bertenaga pada putaran
menengah, singkatnya
mesin ini cocok untuk
kendaraan jalan raya.
Dan jika puncak kurva
torsinya lebih sempit dan
terjadi saat putaran yang
lebih tinggi, mesin ini bertipe
mesin putaran tinggi dan
sangat cocok untuk mesin
motor sport/balap.
Secara umum, jika mesin
dengan kurva torsi yang
lebih tinggi dan yang lebih
rendahnya terjadi pada
putaran normal/midle mudah
dalam penggunaannya.
Sebaliknya, jika ada
perbedaan yang cukup
besar torsinya dalam
putaran mesinnya atau jika
torsi max-nya terjadi pada
putaran tinggi, akan lebih
sulit dalam
penggunaannya/pengoperas
iannya.
Contoh :
dalam kurva torsi diatas, saat YB 50
dan RZ 50 dibandingkan, YB 50
menunjukkanperforma yang lebih baik
saat putaran dibawah 6500 rpm dan
kurva itu bagus untuk penggunaan
umum.
Gambar 1.3 Diagram karakter
mesin
28
Konsumsi Bahan Bakar Spesifik
Konsumsi bahan bakar spesifik dan konsumsi bahan-bakar yang
menunjukan berapa banyak kilometer yang dapat ditempuh oleh motor
dengan 1 liter bensin. Dalam konsumsi bahan-bakar spesifik yang
ditunjukkan adalah berapa gram dari bahan-bakar yang digunakan HP
/jam secara umum efisiensi mesin tertinggi (konsumsi bahan-bakar
spesifik terendah) terjadi dimana kurva power dan kurva torsinya samasama
paling tinggi.
Diagram Performa Mesin Saat Berjalan
Korelasi Antara Mesin dan Kecepatan Motor Pada Tiap Posisi Gigi
Korelasi ini bisa dikualifikasikan dengan menyetahui reduksi ratio
tiap giginya dan diameter roda belakang (diameter efektif ban/tire
effective diameter)
V (km/h) =
xi
xnxDxN
1,000
60
Garis vertikal menunjukan
tenaga putaran pada roda
belakang, hambatan, beban
putaran, putaran mesin (rpm) dan
garis horisontal kecepatan motor
(km/jam) bersuian juga dengan
posisi gigi transmisinya.
Dari diagram disebelah ini,
dapat dilihat hubungan antara
putaran mesin dan kecepatan
motor untuk tiap-tiap posisi gigi
transmisi, antara putaran mesin
dengan daya putaran roda
belakang. Daya putaran roda
belakang adalah daya yang
dibutuhkan untuk menaiki
tanjakan/daya tanjakan maksimum
dan kecepatan maksimum pada
tiap-tiap posisi gigi.
D = tire effective diameter (m)
N = engine speed (rpm)
i = total reduction at each gear
Gambar 1.4 Diagram
performa mesin
saat berjalan
29
Jika putaran mesin motor sekitar 400 rpm, kecepatan motor akan
berkisar 10 km/h pada gigi 1, pada gigi 2 sekitar 17 km/h, pada gigi 3
sekitar 25 km/h dan pada gigi 4 sekitar 30 km/h. Jika putaran mesin
ditambahkan 1000 rpm lagi menjadi 5000 rpm, tenaga dan torsi mesin
juga meningkat, yang rnemungkinkan motor dapat menanjak/mendaki
dan menghasilkan tenaga yang diperlukan.
Kecepatan maksimum praktis mesin adalah kecepatan yang
dihasilkan ditiap posisi gigi. Pada motor YB 50 putaran mesin maksimum
7000 rpm. Kecepatan motor akan berkurang secara perlahan setelah
melewati putaran 7000 rpm yang mengindikasikan putaran
maksimumnya. Tetapi, ketika putaran mesin dinaikkan menjadi 8000
hingga 9000 rpm, kecepatan motor juga menunjukkan peningkatan, tetapi
daya dorohg roda belakang berkurang bertahap dan sebenarnya
kecepatannya tidak meningkat pada keadaan tersebut. Karena itu, pada
pengetesan performa akselerasi mesin, putaran mesin dinaikkan pada
nilai maksimumnya 7000 rpm pada gigi 4. Menaikkan putaran mesin
sampai daya dorong roda belakang berkurang bertahap disebut "over
revolution" dan dapat memperpendek umur mesin. Pada tachometer
terdapat daerah peringatan untuk overreving ini.
Daya Dorong Roda Belakang Dan Tahanan Pada Saat Berjalan
Daya dorong roda belakang sama dengan gaya tarik-menarik
roda belakang. Motor dapat maju kedepan, dengan adanya gaya tarik ini
yang melawan gaya tahanan pada saat berjalan.
Tahanan pada Saat Berjalan
Tahanan adalah total dari
hambatan perputaran
(hambatan geseknya pada saat
ban berputar pada permukaan
jalan), hambatan udara
(hambatan angin pada saat
motor berjalan) dan hambatan
menanjak (pada saat mendaki).
Hambatan perputaran dihitung
dari hambatan gesekan ban,
berat motor. Hambatan angin
adalah hambatan dari bagian
depan motor, kecepatan motor.
Hambatan menanjak adalah
jumlah dari perhitungan sudut
kemiringan jalan dan berat kotor
dari motor.
Gambar 1.5 Diagram tahanan
mesin pada saat
berjalan
30
Daya Dorong Roda Belakang
Daya dorong roda belakang adalah dari torsi mesin yang
ditingkatkan dengan reduksi giginya, gearbox dan gigi sproket. Yang
menyebabkan motor maju kedepan dan melawan gaya tahanan saat
berjalan.
Hubungan antara daya dorong roda belakang dan gaya torsi
adalah:
F(Kg)(N) =
r
Txixu
dimana:
Dari kurva diagram kurva tenaga, nilai T dihitung "u" (efficiency
transmission) tergantung pada posisi gigi, jenis kopling dan faktor
lainnya. Contohnya, pada motor YB 50, besarnya "u" adalah 93 % pada
gigi 2, 87% pada gigi 3 dan 85% pada gigi 4. Dari rumus diatas diketahui
bahwa daya dorong roda belakang paling besar ketika torsi mesin juga
r = effective tire radium (m)
u = transmission efficiency
Gambar 1.6 Diagram dari daya dorong roda belakang
31
maksimal. Karena itu motor YB 50 mencapai tenaga maksimum daya
dorong.
Seperti yang ditunjukkan gambar diatas, daya dorong roda
belakang dihitung dari torsi putaran crankshaft ditiap giginya dan seluruh
ratio deselerasinya. Pada gambar, batas antara garis miring ditiap
perubahan giginya (hubungan antara putaran mesin dan kecepatan
motor) sehingga pu taran mesinnya pada saat tersebut membentuk garis
vertikal pada kurva daya dorong roda belakang ditiap putarannya. Pada
kurva berbentuk puncak seperti pada gambar, terlihat garis hambatan
jalannya. Kecepatan yang mungkin pada posisi giginya. Dan yang
dibawah kurvanya menunjukkan pengendaranya kurang enak, untuk
posisi giginya.
Contoh, motor dapat menanjak pada gradien 15% pada gigi 3
tetapi tidak dapat menanjak pada gradien lebih dari 25%. Jika diturunkan
pada gigi 2, dapat menanjak dengan mudah karena gradien lebih dari
20% pada gigi 2 untuk garis hambatan jalannya. Daya dorong
maksimumnya adalah 70 kg saat putaran mesin 6000 rpm (dimana
dihasilkan torsi maksimum) dan kecepatannya 15km/h. Pada saat ini
dapat menanjak pada gradien 50% (tan 0,5=26,5) atau disebut juga daya
tanjak maksimum tetapi dalam penggunaannya, daya tanjaknya
ditentukan juga oleh jaraknya terhadap tanjakkan motor dapat menanjak
pada kemiringan yang lebih curam, secara umum nilai gradien digunakan
jika motor sudah berada pada kemiringannya. Seperti yang terlihat pada
katalog , dimana ditentukan juga dari berat motor, koefisien friksi ban dan
koefisien friksi jalan. Pada kasus YB50 nilainya =0,32, yaitu 18°. Ketika
berjalan pada gigi 4, 30 km/H, daya dorong roda belakangnya 17,4 kg,
dengan hambatan jalannya pada jalan rata 3,1 kg, selisih excess
marginnya mempunyai daya dorong 14,3 kg. Semakin besar excess
marginnya semakin besar kemampuan akselerasi dan kemampuan
tanjaknya dan akselerasi sangat dipengaruhi oleh sudut pembukaan
gasnya.
Perbatasan/pertemuan antara kurva hambatan jalan pada jalan
datar dengan kurva daya dorong pada top gear (gigi 4th pada YB50)
adalah kecepatan maksimum dari motor, pada YB50 sekitar 74km/h.
Semakin curam bentuk kurva daya dorongnya,
karakteristik motor lebih sporty/garang dan jika bentuk
kurva daya dorongnya semakin rata/flat, karakteristik
motornya lebih mudah digunakan.
32
SOAL- SOAL LATIHAN BAB I
A. Keselamatan Kerja
1. Keselamatan kerja merupakan bagian yang sangat penting
dipahami dan dilaksanakan secara sungguh-sungguh.
a. Jelaskan lima alasan dengan contoh masing-masing mengapa
keselamatan kerja penting untuk mencegah terjadinya
kecelakaan pada manusia, pada peralatan, dan pada obyek
kerja (sepeda motor).
b. Bagaimana upaya mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
c. Bila terjadi kecelakaan pada pekerja, jelaskan prosedur
(langkah-langkah) yang harus anda dilakukan.
d. Jika terjadi kerusakan pada obyek kerja atau peralatan yang
anda pakai, jelaskan prosedur (langkah-langkah) yang harus
dilakukan.
2. Beberapa jenis bahan dan unsur kimia merupakan sumber
kecelakaan dan bahaya, tetapi diperlukan keberadaannya di
bengkel sepeda motor. Jelaskan bagaimana bahan bakar
(bensin); oli dan gemuk; karbon monoksida dan arus listrik dapat
menimbulkan bahaya di bengkel sepeda motor.
B. Pencapaian Kompetensi
3. Setiap siswa sebelum bekerja praktek di bengkel sepeda motor
harus lebih dahulu mempelajari teori, prinsip kerja dan prosedur
kerja. Jelaskan tiga alasan mengapa hal ini penting dilakukan ?
4. Setiap siswa sesungguhnya dapat merasakan sendiri apakah dia
sudah mampu melaksanakan atau mencapai kompetensi yang
ditetapkan oleh instruktur, sesuai dengan rancangan
pembelajaran. Bila anda merasa belum mencapai kompetensi
yang dimaksud, apa yang harus anda lakukan?
5. Apapun kompetensi yang harus dicapai oleh siswa, maka
sesungguhnya ada lima tahap pekerjaan yang berlaku umum.
Jelaskan lima langkah dimaksud dengan mengambil sebuah
contoh pekerjaan.
C. Aplikasi Fisika dalam Teknologi Sepeda Motor
6. Teknologi Sepeda Motor pada dasarnya merupakan aplikasi
(penerapan) ilmu dasar seperti Fisika dan Kimia. Jelaskan dua
contoh, bagaimana peran Fisika dan Kimia dalam Teknologi
Sepeda Motor.
7. Apakah yang terjadi bila seorang pekerja sepeda motor buta
terhadap ilmu dasar Fisika dan Kimia.
Fadlan Random Email
Fadlan Random Email Esok Adalah Misteri, Manusia Hanya Merencanakan Alloh Yang AKan Menakdirkan

Post a Comment for "Teknik Sepeda Motor Bab 1"