Tujuh Jurus Menerjang Banjir Di Jakarta
Bagi pengendara khususnya mobil, "kolam ikan dadakan" jelasan akan jadi dilema, baik yang menggunakan mobil non-SUV maupun MPV. Terlebih pengendara sedan yang sangat riskan untuk menerobos genangan banjir. Sebelum kendaraan menerjang, ada baiknya anda cermati beberapa petunjuk-petunjuk dibawah ini.
1. Ketinggian Air Banjir
Patokan untuk ketinggian air sebatas setengah velg mobil untuk ukuran standar dan tidakberlaku yang sudah ganti vleg jadi lebih pendek atau ceper. Kalau sampai ukuran itu, berarti air banjir sudah
menempel pada dek.
menempel pada dek.
2. Ketinggian Gril
Mungkin Bisa juga ketinggian air diukur dengan ukuran betis orang dewasa atau setengah dari ketinggian gril sebagai batas paling puncak yang diperbolehkan. Ini pun kalau nekat untuk menerjangnya.
3. Posisi Filter Udara
Selain ketinggian air banjir yang terhampar di depan, Anda harus mengetahui pintu gerbang utama masuknya air ke daleman mesin. yang paling lewat saluran saringan udara atau filter yang tersedot dari saluran isap (air duct) yang akan masuk ke ruang bakar kendaraan. Bahayanya jika air yang masuk ke situ menimbulkan tekanan yang akhirnya bakal menahan gerak piston sehingga menyebabkan water hammer. Itu sebabnya, kenapa mobil atau kendaraan off-road dikasih snorkel, agar dapat berenang. Jadi, meski terendam, selama mesin masih menyala (dalam putaran stasioner), knalpot mobil tak akan termasuki air.
4. Knalpot Belalai
Boleh dipakai boleh juga tidak. Namun, sekadar informasi saja bahwa tekanan gas knalpot dari mesin sangatlah kuat untuk menahan masuknya air (pada saat mobil berjalan). Cara lain, ketika menerjang air banjir, sebaiknya pertahankan putaran mesin mobil merata atau setabil. Biasanya, yang membuat putaran mesin mobil turun adalah adanya mobil mogok di depan kita. Jadi, untuk menerjang genangan banjir, pastikan di depan sudah kosong atu tidak ada kendaraan lain (jangan sampai beriringan).
5. Gantung Kopling
Karena kita takut mesin mati saat menerjang genangan air banjir, untuk menjaga putaran mesin kita tetap tinggi, ini dilakukan dengan cara menekan setengah pedal kopling saja. Padahal, bukan "raungan" mesin yang
diperlukan, melainkan putaran yang konstan dan stabil ( kisaran 1.500-2.000 rpm). Dengan cara kopling gantung seperti ini, pelat kopling dan dekrup akan akan selalu terbuka dan panas. Rembesan air akan kontan menguap.
diperlukan, melainkan putaran yang konstan dan stabil ( kisaran 1.500-2.000 rpm). Dengan cara kopling gantung seperti ini, pelat kopling dan dekrup akan akan selalu terbuka dan panas. Rembesan air akan kontan menguap.
6. Transmisi Otomatis Bisa Berenang
Untuk kendaraan bertransmisi otomatis, setelah mengetahui kondisi ketinggian air banjir dan posisi air filter, pindahkan tongkat persneling ke posisi satu (1), apalagi yang sudah menggunakan CVT seperti XTronic pada Nissan, tinggal masukkan preneleng ke gigi satu layaknya transmisi manual saja. Atau bisa juga tiptronik pada Honda Jazz dan Toyota Yaris, ini tinggal masukkan ke posisi S dan arahkan ke gigi preneleng satu atau dua.
7. Periksa Re Mobil
Setelah lolos dari berenang di kondisi banjir, jangan langsung tancap gas saja. Sambil jalan pelan kita tekan pedal remberkali-kali untuk memastikan kalau perangkat penghenti laju berfungsi dengan baik.
Post a Comment for "Tujuh Jurus Menerjang Banjir Di Jakarta"
Post a Comment